Jumat, 18 November 2011

Taj Mahal - Kisah Cinta Abadi

Friday, 18 November 2011 15:15

TAJ MAHAL KISAH CINTA ABADI
 Diangkat dari kisah nyata tentang kehidupan keluarga Sultan Syah Jahan. Sultan Syah Jahan memiliki istri yang begitu cerdas bernama Mumtaz Mahal, tiga anaknya yang sering diceritakan dalam buku ini yaitu Dara pewaris kerajaan, Jahanara yang selalu membantu ibunya dalam menyelesaikan masalah kerajaan dan yang terakhir
Aurangzeb adik Jahanara yang berobsesi menggantikan sang ayah sebagai sultan. Secara kasat mata, kehidupan mereka relatif aman dan bahagia, akan tetapi yang terjadi sebenarnya jauh berbeda. Dara yang selalu sibuk dengan kitab-kitabnya tak perduli dengan apa yang terjadi, sementara Jahanara selalu merasakan imbas dari
kebencian adiknya Aurangzeb. Suatu ketika Jahanara nyaris tewas saat asyik bermain di sungai.
Beberapa waktu kemudian Jahanara menikah dengan pria pilihan ayahnya, semula dia menduga bahwa kehidupannya akan jauh lebih baik karena telah jauh dari Aurangzeb. Namun sangat disayangkan, ternyata suami Jahanara jauh lebih keji bila dibandingkan Aurangzeb. Dia tidak pernah punya belas kasih saat menyiksa istrinya. Mulai saat itu Jahanara menyadari bahwa keinginannya untuk mendapatkan cinta sejati seperti orang tuanya hanyalah mimpi belaka.
Selang beberapa tahun kemudian Mumtaz Mahal meninggal dunia saat melahirkan anak kembarnya, musibah itu pula yang menjadi awal dari seluruh bencana yang terjadi di tahun- tahun mendatang. Sang sultan mulai murung karena kepergian istri tercinta, Aurangzeb semakin membabi-buta dalam peperangan, sementara Dara sibuk menyatukan antara umat muslim dengan hindu.
Dalam penyendiriannya, Sultan berniat untuk membangun sebuah istana pualam yang megah untuk mendiang istrinya. Dia berniat untuk mengabadikan makam Mumtaz Mahal di dalam istana tersebut. Pembangunan Taj Mahal membawa kebahagiaan tersendiri untuk sang sultan, begitu pula dengan putri tercintanya. Karena diam-diam Jahanara menaruh hati pada arsitek Taj Mahal yang bernama Isa.
Bagai gayung bersambut, ternyata Isa pun menyimpan rasa terhadap putri majikannya. Di sinilah bermulanya percintaan sekaligus perselingkuhan. Jahanara mulai merasakan kebahagiaan bersama kekasih gelapnya, begitu pula dengan suaminya Khondamir yang jauh lebih bahagia dengan wanita-wanita simpanan dibanding istrinya.
Disebabkan oleh usia yang mulai lanjut, Sultan mulai kelelahan dalam mengemban tugasnya. Inilah yang menjadi peluang besar bagi Aurangzeb untuk merebut kekuasaan dari tangan Dara sang putra mahkota. Aurangzeb berkeyakinan bahwasanya, Dara tidak pantas menggantikan ayahnya dan dialah satu-satunya yang berhak menyandang jabatan kesultanan. Dipicu oleh obsesinya, Aurangzeb tega memenggal kepala Dara dan memenjara ayah beserta kakak perempuannya.
Buku ini menceritakan sebuah realita yang sering terjadi hingga kini, dimana terjadinya perebutan tahta melalui perang saudara. Namun, banyak kejadian di buku ini yang luar biasa sehingga sulit diterima oleh nalar. Saya menyarankan pada para remaja untuk membaca buku ini, agar kita bisa menjadi wanita yang bijaksana seperti Mumtaz Mahal dan setegar jahanara. (RC)

0 komentar:

Posting Komentar